Fatwa Qaradhawi:
Memperingati MaulidNabi SAW Bukan Bid'ahKamis, 20 Mar 08 16:55 WIB
-Kirim teman-
Dr. Yusuf Qaradhawi, Ketua PersatuanUlama Islam Internasional, membolehkan
perayaan maulid Nabi Muhammad saw.Perayaan seperti itu dibolehkan guna
megingat kembali sirah perjuangan Rasulullah saw, kepribadian Rasulullahsaw yang agung, dan misi yang dibawanya dari Allah swt kepada alam semesta.Menurut Qaradhawi, perayaan Maulid Nabi saw tidak termasuk dalam kategori bid’ah.Dalam fatwanya, Qaradhawi melandaskan pendapatnya dengan mengatakan bahwa memperingati kelahiran Rasulullah saw adalah mengingatkan umat Islam terhadap nikmat luar biasa kepada mereka.
“Mengingat nikmat Allah adalah sesuatu yang disyariatkan, terpuji dan memang diperintahkan. Allah swt memerintahkan kita untuk mengingat nikmat Allah swt, ”ujar Qaradhawi.Namun demikian, Qaradhawi juga mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi saw jangan sampai dicampur dengan ragam kemungkaran dan penyimpangan syariat serta melakukan apa yang tidak diberikan kekuatan apapun oleh Allah swt.“Menganggap peringatan Maulid adalah bid’ah dan semua bid’ah itu sesat dan tempatnya di neraka, itu tidak benar sama sekali. Yang kita tolak adalah mencampur peringatan itu dengan berbagai penyimpangan syariah Islam dan melakukan sesuatu yang tidak diberi kekuasaan apapun oleh Allah swt seperti yang terjadi di sebagian tempat, ” kataQaradhawi.
Fatwa Qaradhawi dikeluarkan untuk menjawab pertanyaan sejumlah umat Islam yang menanyakan, “Apa hukumnya merayakan maulid Nabi saw dan perayaan Islam lainnya, seperti perayaan tahun baru hijriyah, isra mi’raj dan lainnya?”Maka, Qaradhawi menjawab antara lain bahwa, “Mengingat nikmat itu diperintahkan, terpuji dan memang dianjurkan. Mengingatkan umat Islam dengan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam yang di dalamnya terdapat pelajaran yang bermanfaat, bukan sesuatu yang tercela, dan tidak bisa disebut sebagai bid’ah atau kesesatan.”Ia menambahkan, “termasuk hak kami adalah mengingat sirah perjalanan Rasulullah saw dalam ragam peringatan.Ini bukan peringatan yang bid’ah. Karena kita mengingatkan manusia dengan sirah nabawiyah yang mengikatkan mereka dengan misi Muhammad saw. Ini adalah kenikmatan luar biasa. Adalah dahulu para sahabat radhiallahu anhum kerap mengingatRasulullah saw dalam beragam kesempatan.”Di antara contohnya, Qaradhawi menyebutkan, perkataan shahabi Sa’d bin Abi Waqash radhallahu anhu, “Kami selalu mengingatkan anak-anak kami dengan peperangan yang dilakukan Rasulullah saw sebagaimana kami menjadikan mereka menghafal satu surat dalam Al-Quran.”Ungkapan ini, menurut DR. Qaradhawi menjelaskan bahwa para sahabat kerap menceritakan apa yang terjadi dalam perang Badar, Uhud dan lainnya, kepada anak-anak mereka, termasuk peristiwa saat perang Khandaq dan Bai’aturRidhwan.”
Alangkah indahnya hidup ini,
Andai dapat kutatap wajahmu,
Kan pasti mengalir airmataku,
Kerna pancaran ketenanganmu…
Alangkah indahnya hidup ini,
Andai dapat kukucup tanganmu,
Moga mengalir keberkatan dalam diriku,
Untuk mengikut jejak langkahmu…
Ya RasuluLLAH, Ya HabibaLLAH,
Tak pernah ku tatap wajahmu,
Ya RasuluLLAH, Ya HabibaLLAH,
Kami rindu padamu…
Allahuma solli ala Muhammad
Ya Rabbi solli alahi wassalim
Allahuma solli ala Muhammad
Ya Rabbi solli alaihi wassalim…
Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kudakap dirimu,
Tiada kata yang dapat aku ucapkan,
Hanya Tuhan saja yang tahu…
Ya RasuluLLAH, Ya HabibaLLAH,
Tak pernah ku tatap wajahmu,
Ya RasuluLLAH, Ya HabibaLLAH,
Kami rindu padamu…
Ku tahu cintamu kepada umat
UMMATI, UMMATI,
Ku tahu bimbangnya kau tentang kami
Syafaatkan kami….
Alangkah indahnya hidup ini,
Andai dapat kutatap wajahmu,
Kan pasti mengalir airmataku,
Kerna pancaran ketenanganmu…
Ya RasuluLLAH, Ya HabibaLLAH,
Tak pernah ku tatap wajahmu,
Ya RasuluLLAH, Ya HabibaLLAH,
Kami rindu padamu…
Ya RasuluLLAH, Ya HabibaLLAH,
Terimalah kami sebagai umatmu,
Ya RasuluLLAH, Ya HabibaLLAH
Kurniakanlah syafaatmu…
Allahuma solli ala Muhammad,
Ya Rabbi solli alahi wassalim,
Allahuma solli ala Muhammad,
Ya Rabbi solli alaihi wassalim…