"Aisyah humaira zaujah mulia,
Ilmu fiqh penuh di jiwa,
Jasamu guruku tiada tandingannya,
Hanya ALLAH dapat membalasnya...."
Itulah antara ungkapan yg ku terima sempena Hari Guru daripada seorang sahabiah yg ku sayangi bernama Kak Zai.Ku berasa terkejut tatkala menerima ucapan Selamat Hari Guru daripada Umiku sendiri dan sahabat-sahabatku yang lain.Terfikir di benak...barangkali mereka demam kot ( maklum sekarang musim demam ) jadi mereka sekadar suka-suka mengungkapkannya kepadaku...( pendapatku).
Ada maksud yang tersirat rupanya....(Hikmah)
Kak Zai : Adik... sebenarnya bagi akak, orang di sekeliling banyak mengajar diri
akan erti kehidupan.Justru itu akak menganggap kalian semua adalah guru
dalam kehidupan ini.
Aku(Adik): Ooo...begitu.Jazakillah ya kak.Untuk akak jua..semoga yang terbaik.Saling
mendoakan ya kak ^^.
Umi pula....
Umiku : Budak ini....kata-kata itu kan suatu doa.Semoga ianya dimakbulkan oleh
ALLAH.
Aku : hehhehe...Terima kasih umi (versi upin ipin).^^
Situasi di atas merupakan keadaan yang berlaku pada diriku.Memang benar, manusia saling memerlukan di antara satu sama lain.Mungkin juga peristiwa yang sama pernah kalian hadapi.Sesungguhnya, aku bukanlah seorang guru... kerana masih banyak lagi perkara yg aku tidak tahu hatta dalam mengenali diriku sendiri.
Teristimewa aku dedikasikan sajak ini khas kepada kalian semua yg pernah mengajarku walaupun sekadar sepatah huruf.Jazakallahu khairan khasiran dan terima kasih yang tidak terhingga kepada guru-guru dan Murabbiku kerana tidak jemu mendidik dan mentarbiahku.Ku mohon kemaafan atas kesalahan dan kenakalanku semasa menadah ilmu dan kumohon halalkan ilmu yang telah kalian curahkan.Hanya Allah yang bisa membalas segala kebaikan kalain.Amiin.....
Di menara gading ini seorang guru tua
menatang wajah ke awan biru
melihat sandiwara hidup
mengolak detik-detik khayalan
kian terus membara
penuh pahit
penuh sengsara
mencengkam anak-anak nan gagal mencipta
memusnah membantut kreativiti anak-anak yang kurang bernasib ini
berpusu-pusu bekerja melata apa saja
cukup sekadar keperluan pakai, makan dan minum
bukan apa!
peningkatan ilmu yang dimamah
tidak bisa menjadikan mereka selesa.
Di menara gading ini seorang guru tua
menatang wajah ke awan biru
mengharungi kepahitan terus-menerus
tetapi bagi sekian lama pengorbanannya
berdiri megah, berbaris segak ala tentera anak-anaknya
bukan apa!
ilmu di dada cukup sekadar membantu mereka
mempertahankan agama, bangsa dan negara tercinta.
Di menara gading ini seorang guru tua
menatang wajah ke awan biru
kepinginan ia syurga impian dan idaman
setelah seklan lama membasahi keringat
muncul lagi anak-anaknya
berjubah kemas segak
berjaya melepasi tembok ini.
Terukir senyum kemenangan di wajah tua ini
menara gagah itu menjadi saksi
segala penat lelah
menjernlhkan bintik-bintik kejayaan
menghapuskan ranjau derita
ruang-ruang kepahitan terhapus sepi.
Kami tetap bersamamu
jasamu dikenang
ajaranmu menjadi panduan
senyumaumu menggembirakan
cebisan didikanmu menjadi pegangan
bersemadi hi.tigga akhir hayat.
copy paste sajak:http://www.geocities.com/smkpmonline/sajak8.htm
No comments:
Post a Comment