Album : Hijrah Munsyid
terapi iman
Wednesday, April 30, 2008
Bingkai Kehidupan
Album : Hijrah Munsyid
Tuesday, April 29, 2008
Hadiah : Raudhah_iman
Kuatkan Hatimu Sahabatku...
Monday, April 28, 2008
Kenangan Hari Ibu
Wednesday, April 23, 2008
Redhalah.
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)
Friday, April 18, 2008
Renungan Bersama: Jangan Sakiti Hati Ibu & Ayah
Ingatlah betapa besar kasih sayang kedua orang tuamu kepadamu. Ingatlah betapa besar perhatian mereka akan tempat tinggalmu, makan dan minummu, pendidikanmu, serta penjagaan mereka pada waktu malam dan siang. Ingatlah betapa besar kekhawatiran mereka ketika engkau sakit hingga pekerjaan yang lain pun mereka tinggalkan demi merawatmu. Uang yang mereka cari dengan susah payah rela mereka keluarkan tanpa pikir panjang demi kesembuhanmu. Ingatlah kerja keras siang malam yang mereka lakukan demi menafkahimu. Niscaya engkau akan mengetahui kadar penderitaan kedua orang tuamu pada waktu mereka membimbing dirimu hingga beranjak dewasa.
“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman dalam surat An Nisaa’ ayat 36, “Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak, kepada kaum kerabat, kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, kepada tetangga yang dekat, tetangga yang jauh teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan dirinya.” (An Nisaa’: 36)
Saudariku, andaikan (kelak) kita menjadi orang tua, tidakkah kita akan kecewa dan bersedih hati bila anak kita berkata kasar kepada kita, orang tuanya yang telah membesarkannya. Lalu, apakah kita akan tega melakukannya terhadap orang tua kita saat ini? Mereka yang selalu berusaha meredakan tangis kita ketika kecil. Ingatlah duhai saudariku, doa orang tua terutama ibu adalah doa yang mustajab. Maka janganlah sekali-kali engkau menyakiti hati mereka meskipun engkau dalam pihak yang benar.
Kejadian itu diceritakan kembali oleh al Hafizh Hamzah as Sahmi, dari Abul Fath Nashr bin Ahmad bin Abdul Malik. Ia menceritakan, aku pernah mendengar Abdurrahman bin Ahmad menceritakannya pada ayahku, lalu ia menuturkan kisahnya. Namun dalam kisahnya disebutkan, bahwa mereka berkata, “Allah telah membebaskan kamu, maka tidak mungkin lagi bagi kami menawanmu.” Mereka lalu memberiku bekal dan mengantarkan aku pulang.
Maukah engkau kuberitahu amalan utama yang dapat membuatmu dicintai Allah? Tidakkah engkau ingin dicintai Allah, saudariku? maka sambutlah hadist berikut ini.
“Dari Abdullah bin Mas’ud katanya: ‘Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal-amal paling utama dan dicintai Allah,’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktu), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah.’” (HR. Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9)
Tidakkah engkau ingin selalu dalam keridhaan Allah? Maka, jadikanlah kedua orang tuamu ridha kepadamu, sebab keridhaan Allah berada dalam keridhaan kedua orang tuamu. Dan kemurkaan Allah berada dalam kemurkaan kedua orang tuamu. Seandainya ada seorang hamba datang di hari kiamat dengan membawa amal perbuatan seribu orang shiddiq, namun dia durhaka kepada kedua orang tuanya, maka Allah Tabaaraka wa Ta’ala tidak akan melihat amalannya yang begitu banyak walau sedikit pun. Sedangkan tempat kembali orang seperti ini tidak lain adalah neraka. Dan tidak ada seorang hamba laki-laki atau perempuan yang membuat wajah kedua orang tua atau salah satu dari mereka tertawa, kecuali Allah akan mengampuni semua kesalahan dan dosanya. Dan tempat kembali orang seperti ini adalah surga. Tidakkah kita menginginkan surga, saudariku?
Sesungguhnya hak-hak kedua orang tuamu atas dirimu lebih besar dan berlipat ganda banyaknya sehingga apapun yang engkau lakukan dan sebesar penderitaan yang engkau rasakan ketika kamu membantu bapak dan ibumu, maka hal itu tidak akan dapat membalas kedua jasanya. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa ketika sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu melihat seseorang menggendong ibunya untuk thawaf di Ka’bah dan ke mana saja ’si ibu’ menginginkan, orang tersebut bertanya, “Wahai Abdullah bin Umar, dengan perbuatanku ini apakah aku sudah membalas jasa ibuku?” Jawab Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu, “Belum, setetes pun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang tuamu.” (Shahih Al adabul Mufrad no. 9)
Tidakkah engkau ingin diluaskan rizkimu dan dipanjangkan umurmu oleh Allah? Maka perhatikanlah dengan baik sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang suka diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu dawud 1693)
Tahukah engkau saudariku, bukankah orang tua adalah keluarga terdekat kita. Maka merekalah yang haknya lebih besar untuk kita dahulukan dalam masalah silaturrahim. Ingatlah pula bahwa merekalah yang selalu berada di sisi kita baik ketika bahagia maupun duka, berkorban dan selalu menolong kita lebih dari teman-teman kita. Lalu, masih enggankah kita membalas segala pengorbanan mereka?
Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan sebuah keharusan, bahkan hal ini harus didahulukan daripada fardlu kifayah serta amalan-amalan sunnah lainnya. Didahulukan pula daripada jihad (yang hukumnya fadlu kifayah) dan hijrah di jalan Allah. Pun harus didahulukan daripada berbuat baik kepada istri dan anak-anak. Meski tentu saja hal ini bukan berarti kemudian melalaikan kewajiban terhadap istri dan anak-anak.
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah tempat kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuannya tentang itu, maka janganlah kamu menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Luqman 14-15)
Dalam hadist Abu Hurairoh radhiyallahu anhu disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila manusia mati, putuslah amalnya kecuali tiga perkara: sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairoh radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah pasti mengangkat derajat bagi hamba-Nya yang shalih ke surga, maka ia bertanya, ‘Ya Allah, bagaimana itu bisa terjadi?’ Allah menjawab, ‘Berkat istigfar anakmu untukmu.’” (HR. Ahmad)
Sesungguhnya perkataan yang paling jujur adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi kita sholallahu ‘alaihi wassalam, dan seburuk-buruk perkara adalah yang baru dan diada-adakan dan setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan adalah di neraka.
- Selesai ditulis pada 26 Sya’ban pukul 08.12 di bumi Allah
Birrul Walidain (Yazid bin Abdul Qodir Jawas)
Bustaan Al Waa’idziin wa Riyaadh Al Saami’iin (Ibnul Jauzi)
***
Artikel www.muslimah.or.id
Tuesday, April 15, 2008
Atribut yang diberikan Islam kepada Islam kepada kita, salah satunya adalah da’i ilallah. Allah telah berfirman,
‘Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutuskanmu untuk menjadi saksi dan pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi da’i (penyeru) kepada (agama) Allah dengan izinNya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi’ (Al Ahzaab:45-46)
Kita dituntut untuk merealisasikan dakwah dalam seluruh waktu kehidupan kita. Setiap langkah kita sesungguhnya adalah dakwah kepada Allah, sebab dengan itulah Islam terkhabar kepada masyarakat. Bukankah dakwah bermakna mengajak manusia merealisasikan ajaran-ajaran Allah dalam kehidupan seharian? Sudah selayaknya kita sebagai pelaku yang pertama kali menunaikan, sebelum mengajak yang lainnya.
Pernikahan akan bernilai dakwah apabila dilaksanakan sesuai dengan tuntutan Islam di satu sisi, dan menimbang berbagai kemaslahatan dakwah dalam setiap langkahnya, pada sisi yang lain. Dalam memilih jodoh, difikirkan kriteria pasangan hidup yang bernilai optimal bagi dakwah. Dalam menentukan siapa calon jodoh tersebut, dipertimbangkan pula kemaslahatan secara lebih luas. Selain kriteria umum sebagaimana tuntutan fikih Islam, pertimbangan lainnya adalah: apakah pemilihan jodoh ini memiliki implikasi kemaslahatan yang optimal bagi dakwah, ataukah sekadar mendapatkan kemaslahatan bagi dirinya?
Mari saya berikan beberapa contoh berikut.
CONTOH PERTAMA
Di antara sekian banyak wanita Muslimah yang telah memasuki usia siap menikah, mereka berbeza-beza jumlah bilangan usianya yang oleh kerana itu berbeza pula tingkat kemendesakan untuk menikah. Beberapa orang bahkan sudah mencapai 35 tahun, sebahagian yang lain antara 30 hingga 35 tahun, sebahagian berusia 25 hingga 30, dan yang lainnya di bawah 25 tahun. Mereka semua ini siap menikah, siap menjalankan fungsi dan peranan sebagai isteri dan ibu di rumah tangga.
Anda adalah laki-laki Muslim yang telah berniat melaksanakan pernikahan. Usia Anda 25 tahun. Anda dihadapkan pada realiti bahawa wanita Muslimah yang sesuai kriteria fikih Islam untuk Anda nikahi ada sekian banyak jumlahnya. Maka siapakah yang lebih Anda pilih, dan dengan pertimbangan apa Anda memilih dia sebagai calon isteri Anda?
Ternyata Anda memilih Ani, kerana ia memenuhi kriteria kebaikkan agama, cantik, menarik, pandai, dan usia masih muda, 20 tahun atau bahkan kurang dari itu. Apakah pilihan Anda ini salah? Demi Allah, pilihan Anda ini tidak salah! Anda telah memilih calon isteri dengan benar kerana berdasarkan kriteria kebaikkan agama; dan memenuhi sunnah kenabian. Bukankah Rasulullah Saw bertanya kepada Jabir r.a.,
‘Mengapa tidak (menikah) dengan seoang gadis yang bisa engkau cumbu dan bisa mencumbuimu?’ (Bukhari & Muslim)
Inilah jawapan dakwah dari seorang Jabir r.a., ‘Wahai Rasulullah, saya memiliki saudara-saudara perempuan yang berjiwa keras, saya tidak mau membawa yang keras juga kepada mereka. Janda ini saya harapkan mampu menyelesikan persoalan tersebut,” kata Jabir. “Benar katamu,” jawab Nabi Saw.
Jabir tidak hanya berfikir untuk kesenangan dirinya sendiri. Ia boleh saja memilih seorang gadis perawan yang cantik dan muda belia. Namun ia memiliki kepekaan dakwah yang amat tinggi. Kemaslahatan menikahi janda tersebut lebih tinggi dalam pandangan Jabir, dibandingkan dengan apabila menikahi gadis perawan.
Nah, apabila semua laki-laki Muslim berfikiran dan menentukan calon isterinya harus memiliki kecantikan ideal, berkulit putih, usia 5 tahun lebih muda dari dirinya, maka siapakah yang akan datang melamar para wanita Muslimah yang usianya di atas 30 tahun, atau di atas 35 tahun, atau bahkan di atas 40 tahun?
Siapakah yang akan datang melamar para wanita Muslimah yang dari segi fisik tidak cukup alasan untuk dikatakan sebagai cantik menurut ukuran umum? Mereka, wanita tadi, adalah para Muslimah yang melaksanakan ketaatan, mereka adalah wanita salehah, menjaga kehormatan diri, bahkan merka aktif terlibat dalam berbagai kegaiatan dakwah dan sosial. Menurut Anda, siapakah yang harus menikahi mereka?
Ah, mengapa pertanyaannya ‘harus’? Dan mengapa pertanyaan ini dibebankan hanya kepada seseorang? Kita boleh saja mengabaikan dan melupakan realiti itu. Jodoh di tangan Allah, kita tidak memiliki hak menentukan segala sesuatu, Biarlah Allah memberikan keputusan agungNya. Bukan, bukan dalam konteks itu saya berbicara. Kita memang boleh melupakan mereka, dan tidak peduli dengan orang lain, tapi bukankah Islam tidak mengkehendaki kita berperilaku demikian?
Walaupun Nabi Saw menganjurkan Jabir agar menikah dengan gadis, kita juga mengetahui hampir seluruh isteri Rasulullah Saw adalah janda!
Walaupun Nabi Saw menyarankan agar Jabir beristeri gadis, pada kenyataannya, Jabir telah menikahi janda!
Demikian pula permintaan mahar Ummu Sulaim terhadap laki-laki yang datang melamarnya, Abu Thalhah. Mahar keislaman Abu Thalhah menyebabkan Ummu Sulaim menerima pinangannya. Inilah pilihan dakwah. Inilah pernikahan barakah, mambawa maslahat bagi dakwah.
Sebagaimana pula fikiran yang terbersit di benak Sa’ad bin Rabi’ Al Anshari, saat ia menerima saudara seimannya, Abdurrahman bin Auf, “Saya memiliki dua isteri sedangkan engkau tidak memiliki isteri. Pilihlah seorang di antara mereka yang engkau suka, sebutkan mana yang engkau pilih, akan saya ceraikan dia untuk engkau nikahi. Kalau iddahnya sudah selesai, maka nikahilah dia.” (Bukhari)
Ia tidak memiliki maksud apa pun kecuali memikirkan kondisi saudaranya seiman yang belum memiliki isteri. Keinginan berbuat baiknya itulah yang sampai memunculkan idea aneh tersebut. Akan tetapi sebagaimana kita ketahui, Abdurrahman bin Auf menolak tawaran itu, dan ia sebagai orang baru di Madinah hanya ingin ditunjukkan jalan ke pasar.
Ini hanya satu contoh saja, bahawa dalam konteks pernikahan, hendaklah dikaitkan dengan projek besar dakwah Islam. Jika kecantikan gadis harapan Anda bernilai 100 point, tidakkah Anda bersedia menurunkan 20 atau 30 point untuk mendapatkan kebaikan dari segi yang lain? Ketika pilihan itu membawa maslahat bagi dakwah, mengapa tidak ditempuh?
Jika gadis harapan Anda berusia 20 tahun, tidakkah Anda bersedia sedikit memberikan toleransi dengan melihat kepada wanita yang lebih mendesak untuk segera menikah kerana desakan usia? Jika Anda adalah seorang wanita muda usia, dan ditanyakan – dalam konteks pernikahan – oleh seorang laki-laki yang sesuai kriteria harapan Anda, mampukah Anda mengatakan kepada dia, “Saya memang telah siap menikah, akan tetapi Nurul, sahabat saya, lebih mendesak untuk segera menikah.”
Atau kita telah bersepakat untuk tidak mahu melihat realiti itu, kerana bukan tanggungjwab kita? Ini urusan masing-masing. Keberuntungan dan ketidakberuntungan adalah soal takdir yang tak berada di tangan kita. Masyaallah, seribu dalil boleh kita gunakan untuk mengabsahkan fikiran individualistik kita, akan tetapi hendaklah kita ingat pesan kenabian berikut:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam cinta, kasih sayang dan kelembutan hati mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh menderita sakit, terasakanlah sakit tersebut di seluruh tubuh hingga tidak bisa tidur dan panas” (Bukhari dan Muslim)
Boleh jadi kebahagiaan pernikahan kita telah menyakitkan dan mengiris-iris hati beberapa orang lain. Setiap saat mereka mendapatkan undangan pernikahan, harus membaca dan menghadiri dengan perasaan sedih, kerana jodoh tak kunjung datang, sementara usia terus bertambah, dan kepercayaan diri semakin berkurangan.
Di sinilah perlunya kita berfikir tentang kemaslahatan dakwah dalam proses pernikahan Muslim. Memang tidak ada rumus baku , bahawa pernikahan harus terjadi ‘urut kacang’, dimulai dari yang usianya paling tua terlebih dahulu. Sebab, menikah tidak saja mengandalkan kepada bilangan usia, akan tetapi lebih mengedepankan sisi kesiapan. Kalaupun telah jadi kesiapan, pernikahan juga tidak boleh dipaksakan antara seorang lelaki dengan seorang wanita, hanya alasan kemendesakan usia.
Yang sangat diperlukan adalah proses mendialogkan satu harapan dengan harapan yang lainnya. Ada harapan lelaki muda untuk mendapatkan gadis cantik usia muda. Namun di sisi lain ada harapan dari para wanita salehah yang usia mereka telah beranjak semakin tua. Kedua belah pihak memiliki idealiti, memiliki semangat melakukan kebaikan, hanya saja perlu dipertemukan dan difasilitasi agar terjadi dialog yang sangat mendekatkan harapan yang tak sama. Masih ditambah lagi dengan harapan dakwah untuk mengusahakan tegaknya sebuah peradaban Islam, yang dimulai dari rumah.
Inilah bahagian yang sangat urgen dari sebuah pernikahan. Ia bukan saja jalan untuk mendapatkan ketenangan jiwa, menyalurkan potensi fitrah kemanusiaan, mendapatkan keturunan, akan tetapi juga bahagian dari penyelesaian permasalahan dakwah, dan yang lebih dari itu semua adalah permulaan pembangunan sebuah peradaban.
CONTOH KEDUA
Menikah juga memiliki nilai dakwah yang amat tinggi, jika dengannya Anda bisa melakukan kemasukan dakwah kepada pasangan Anda dan keluarganya. Misalnya Anda seorang wanita, menikah dengan seorang lelaki mu’allaf, yang dengan pernikahan tersebut Anda bisa memberikan penguatan bagi keislaman suami Anda. Maka, izinkan saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap dua orang akhwat Muslimah yang menikah dengan dua kepala suku di Wamena, Papua.
Saya juga memberikan apresiasi yang amat tinggi kepada seorang kader dakwah yang saya jumpa di Wamena, di mana ia menikahi perempuan mu’allaf anak kepala suku, yang dengan pernikahan itu memberikan dampak tersebarnya dakwah Islam di kalangan masyarakat pedalaman. Dia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri dengan pernikahan itu, tetapi ia tengah memberikan kontribulasi yang amat besar dan nyata bagi dakwah Islam.
CONTOH KETIGA
Proses pernikahan Anda bernilai dakwah jika dengannya Anda memberikan keteladanan dalam kebaikan dan kebersihan diri. Betapa banyak masyarakat yang terjerumus ke dalam kemaksiatan, berkubang dalam lumpur kekotoran dan dosa, sehingga proses pernikahan mereka tidak ubahnya hanyalah sebatas acara ceremony untuk ‘ada’ dan gengsi semata. Dengan harta yang melimpah, banyak masyarakat menjadikan pesta pernikahan sebagai sarana menghamburkan harta, padahal banyak kejadian pernikahan tersebut hanya seumur jagung.
Jika Anda melakukan proses pernikahan sesuai tuntutan syariat, maka Anda telah mengkhabarkan jati diri ajaran Islam yang menghendaki kebaikan, kebersihan, kesucian dalam pernikahan. Bukan huru-hara untuk membungkus kekotoran hubungan yang telah terjadi antara kedua mempelai sebelum terjadinya pernikahan. Atau bukan pesta ceremony untuk menutup aib pasangan yang telah hamil sebelum rasmi dilaksanakan pernikahan.
Anda telah memberikan kontribusi terhadap tata nilai diajarkan Islam, dengan jalan mengaplikasikan dan disaksikan oleh masyarakat sekitar Anda. Mereka melihat betapa pernikahan yang Anda lakukan membawa nilai keagamaan yang tinggi, memberikan sentuhan spiritual dalam perlaksanaan. Boleh jadi Anda melaksanakan akad nikah dan walimah dengan sederhana, akan tetapi telah menyampaikan pesan dengan sangat kuat mengenai orientasi pernikahan islami.
Teramat banyak muatan dakwah dalam setiap proses pernikahan Anda, akan tetapi tetap harus berangkat dari niat awal. Ertinya, sejak awal Anda memulai langkah menuju gerbang pernikahan telah tertanam motivasi yang kuat untuk melaksanakan pernikahan di jalan dakwah, bukan jalan-jalan lainnya. Insya Allah, pernikahan Anda akan penuh barakah.
Masih banyak sekali contoh dalam kehidupan seharian, bahawa pernikahan di jalan dakwah tidak hanya disebabkan oleh kerana bertemunya dua aktivist dakwah, lelaki dan perempuan, dalam mahliagai pernikahan, akan tetapi bahawa Anda memiliki orientasi yang kuat dan benar sejak dari awalnya yang akan menuntun Anda melaksanakan pernikahan di jalan yang benar tersebut.
Bagaimanakah dengan pernikahan Anda?
Erti Tangisan
Kata Ibnu Qayyim - 10 Jenis Tangis
1) Menangis kerana kasih sayang & kelembutan hati.
2) Menangis kerana rasa takut.
3) Menangis kerana cinta.
4) Menangis kerana gembira.
5) Menangis kerana menghadapi penderitaan.
6) Menangis kerana terlalu sedih.
7) Menangis kerana terasa hina dan lemah.
8) Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
9) Menangis kerana mengikut-ikut orang menangis.
10) Menangis orang munafik - pura-pura menangis.
"..dan bahawasanya DIA lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis." (AnNajm : 43)
Jadi, Allah lah yang menciptakan ketawa dan tangis, serta menciptakan sebab tercetusnya. Banyak air mata telah mengalir di dunia ini. Sumber nya dari mata mengalir ke pipi terus jatuh ke bumi. Mata itu kecil namun ia tidak pernah kering ia berlaku setiap hari tanpa putus-putus. Sepertilah sungai yang mengalir ke laut tidak pernah berhenti?
Kalaulah air mata itu di tampung banjirlah dunia ini.Tangisan dapat memadamkan api Neraka.
"Rasulullah saw bersabda :
Tidaklah mata seseorang menitiskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Dan apabila air matanya mengalir ke pipi maka wajahnya tidak akan terkotori oleh debu kehinaan, apabila seorang daripada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan dirahmati. Tidaklah ada sesuatupun yang tak mempunyai kadar dan balasan kecuali air mata. Sesungguhnya air mata dapat memadamkan lautan api neraka."
Air mata taubat Nabi Adam a.s, Beliau menangis selama 300 tahun tanpa mendonggak ke langit tersangat takut dan hibanya terhadap dosa yang telah ia lakukan. Dia bersujud di atas gunung dan air matanya mengalir di jurang Serandip. Dari air matanya itulah Allah telah menumbuhkan pohon kayu manis dan pohon bunga cengkih. Beberapa ekor burung telah meminum akan air mata Adam lalu berkata, "Manis sungguh air ini." Nabi Adam terdengar lalu menyangka burung itu mempersendakannya lalu ia memperhebatkan tangisannya.
Lalu Allah mendengar dan menerima taubat Adam dan mewahyukan, "Hai Adam sesungguhnya belum Aku pernah menciptakan air lebih lazat daripada air mata taubat mu!."Air mata yang tiada dituntut
Janganlah menangis kalau tak tercapai cita-cita bukankah Tuhan yang telah menentukannya.
Janganlah menangis menonton filem hindustan itu kan cuma lakonan.
Janganlah menangis kerana cinta tak berbalas mungkin dia bukanlah jodoh yang telah Tuhan tetapkan.
Janganlah menangis jika gagal dalam peperiksaan mungkin kita kurang membuat persediaan .
Jangan menangis kalau wang kita hilang di jalanan sebab mungkin kita kurang bersedekah buat amalan.
Janganlah menangis kalau tidak di naikkan pangkat yakin lah, rezeki itu adalah pemberian Tuhan. Dari itu??..
Simpanlah air mata-air mata tangisan itu semua buat bekalanuntuk menginsafi di atas segala kecuaian yang telah melanda diri,segala dosa-dosa yang berupa bintik2 hitam yang telah mengkelamkan hati hingga sukar untuk menerima hidayah dari Allah swt.Serulah air mata itu dari persembunyiannya di balik kelopakmata agar ia menitis membasahi dan mencuci hati agar ia putih kembali dan juga semoga ia dapat melebur dosa2 dan moga-moga akan mendapat ampunanNya jua.
Junjungan Mulia bersabda "Ada 2 biji mata yang tak tersentuh apineraka, mata yang menangis di waktu malam hari kerana takut kepada Allah swt dan 2 biji mata yang menjaga pasukan fi sabillah di waktu malam."
"Di antara 7 golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah dihari qiamat"
Seseorang yang berzikir bersendirian lalu mengenang tentangkebesaran Allah swt lalu bercucuran air matanya.""Jika tubuh seseorang hamba gementar kerana takut kepada Allah, maka berguguran lah dosa-dosanya bak gugurnya dedaunan dari pepohonan kering."
Sumber: IPIJ
Friday, April 11, 2008
Wednesday, April 9, 2008
ku Mohon dgn Sangat..Ya ALLAH
Ku rindukan hidup semasa di alam campus,kini,ianya menjadi sebuah kenangan terindah watku.Ku masih teringat, ketika aku ‘down’.. murabiah kesygn ku yg kini melanjutkan Masternya di Poland sering mengingatiku supaya mengupgrade muta’baah.Persoalan pertama kami apabila berjumpa adalah “ apa khabar IMAN ari ni?” Aku yg pd mulanya tidak mengerti dgn selamba menjawab “Alhamdulillah, sihat”. Namun sebenarnya.. bukanlah khabar diriku yg di tanyakan,tetapi yg di maksudkan adalah tahap keimananku pd hari tu… yanzid wa yanqus…? Walaupun hakikatnya namaku iman. (^^,)
***Teringatku pd suatu hari selepas pulang kuliah,dengan wajah pucat dan perutku sdg menyanyikan lagu keroncong utk Murabiah…heheheh suka sgtku menyakat Wani seorg teman yg ku panggil ‘MURABIAHKU SYG’ aku di sapa kakakku.
“adik, knapa lesu aje..dh mkn?” katanya dgn senyuman meleret. Aku dgn selambanya menjwb “akk….tlg adik…huhu lapar giler tanpa kronik ni… Apa kata akk blanja adik mkn ok x?”. tetiba aku di omelinnya “adik, kalau lapar,mohonlah pd ALLAH agar memberi adik rezeki yg berkat”. Adey tazkirah yg menyentuh hati nampaknya aku dpt, lalu ku menadah tgn seraya berkata “Ya ALLAH, aku lapar Ya ALLAH, berikanlah aku sedikit makanan.. amiiinn”..lalu kakakku membawa aku ke dapur utk menikmati makanan yg telah di sediakannya dari td utkku sambil berkata “adik, ni rezki yg ALLAH berikan utk adik atas doa adik td..Hebatkan ALLAH?Jd kalau ada apa2 minta pd ALLAH tau”.
Lantas ia mengingatkanku ttg kisah Rasulullah s.a.w semasa Perang Badar Al Kubra.Di mana Rasulullah s.a.w dgn penuh khusyu’ dan merendah diri memohon kpd ALLAH agar pertolongan yg dijanjikan-NYA itu ditunaikan. Di antara doa yg di ucapkannya:
“Ya ALLAH,inilah kaum Quraisy yg dtg dgn kecongkakan & kesombongannya utk memerangi Engkau & mendustakan Rasul-Mu.Ya ALLAH, tunaikanlh janji kemenangan yg telah Engkau berikan kpdku.Ya ALLAH,kalahkan mereka esok hari”…
Dlm munajatnya,tanpa di sedari selendangnya terjatuh,sehgga Abu Bakar merasa kasihan terhadapnya kemudian memberanikan diri berkata kpd Rasulullah s.a.w “cukup Ya Rasulullah sesgghnya ALLAH S.W.T pasti akan menunaikan janji-NYA yg telah di berikan kpdmu”.
Mengapa Rasulullah s.a.w sampai merendahkan dri sedemikian rupa d hadapan ALLAH? Pdhal Beliau telah yakin akan mendptkan pertolongan sampai Beliau menyatakan :”seolah2 aku melihat tempat kematian mereka”, bahkan Rasulullah s.a.w menentukan beberapa tempat kematian mereka di tanah???
Jawabannya, bhwa keyakinan & keimanan Rasulullah s.a.w terhdp kemenangan hanyalah merupakan pembenarannya kpd janji yg tlh d berikan ALLAH kpd Rasul-NYA.tidak d ragukan lagi bhwa ALLAH S.W.T tidak akan mnyalahi janji @ mungkin Rasulullah s.a.w d beri khabar kemenangan itu di tengah peristiwa tersebut.Sehggakan di riwayatkan oleh Bukhari bhwa Rasulullah s.a.w bersabda pd Perang Badar:
“Ini adalah Jibril dlm sedang menuntun kudanya yg membawa alat perang”.
Manakala menurut Ibnu Hisyam meriwytkan bhwa Rasulullah s.a.w pengsan beberapa saat did lm khemahnya,kemudian berkata kpd Abu Bakar:
“Hai Abu Bakar, bergembiralah, pertolongan ALLAH S.W.T tlh dtg kpdmu.Itulah Jibril memegang tali kekang dan menuntun kudanya” shahihul Bukhari.
Adapun kekhusukan Rasulullah s.a.w dlm berdoa & menengadahkan kedua telapak tgnnya ke langit, maka hal itu sudah mnjd tugas ‘ubudiah’ yg mnjd tujuan penciptaan manusia.Dan itulah harga kemenangan secara kontan.Tidak ada sesuatu yg lbh besar utk mendekatkan diri kpda ALLAH S.W.T kecuali sikap ‘ubudiah’ di hadapan ALLAH S.W.T.Segala bentuk musibah & bencana yg menimpa manusia dlm kehidupan ini hanyalah merupakan peringatan yg menyadarkannya terhdp kewajipan ‘ubudiah’ kpda ALLAH S.W.T & mengingatkannya kpda Keagungan & kekuasaan ALLAH S.W.T Yg Maha Besar.Agar manusia lari menuju ALLAH S.W.T & mnyatakan segala kelemahannya di hdpn ALLAH serta memohon perlindungan kpd-NYA dari segala fitnah dan cubaan.
‘Ubudiah’ yg tercermin dr kekhusukan doa Rasulullah s.a.w meminta kemenangan kpda ALLAH S.W.T merupakan ‘harga’ yg berhak mndptkan dukungan ALLAH S.W.T did lm pertempuran tersebut.Hal ini secara tegas d nyatakan oleh ayat:
“Ingatlh, ketika kamu memohon pertolongan kpd Rabbmu lalu d perkenankannya bagimu.’’
Sesgghnya Aku akan mendtgkan bala bantuan kpda kamu dgn Seribu malaikat yg dtg secara bergelombang”. ( surah al anfal:9)
Bandingkanlah sikap ‘ubudiah’ yg dtunjukkan Rasulullah s.a.w ini beserta hasil2nya itu dgn sikap congkak & sombong yg di tunjukkan Abu Jahal ketika berkata: “kami xakan pulang sebelum tiba di Badar.Di sana kami akan memotong ternak, makan beramai-ramai & minum arak sambil menyaksikan perempuan2 menyanyikan lagu2 hiburan.Biarlah semua org Arab mendengar berita ttg perjlnan kita semua dan biarlah mereka ttp gentar kpd kita selama2nya”. Beserta sgala akibat yg d timbulkannya.
‘Ubudiah’ dan kepatuhan kpd ALLAH S.WT mghasilkan izzah & kemuliaan yg membuat wajah dunia tertunduk kpdnya.Sementara congkak & sombong itu merupakan kepalsuan dan pusara kehinaan yg di gali oleh dan utk para pemilik sikap tersebut.
Tuesday, April 8, 2008
'Menginstall' IMAN akibat virus merah jambu
Kalau sudah berhasil diinstall, pastikan komputer hatimu bekerja dengan normal kembali. Dan supaya tidak berulang kembali, maka seringlah membuka file dakwah.exe dan ukhuwwah.doc agar hati kita sentiasa jernih dan tenang..
Monday, April 7, 2008
Tazkirah
Teruskan berusaha insyaALLAH akan menanti Cahaya di hadapanmu.
Ingatlah kegagalan yg d hadapi adalah kejayaan yg tertunda.Semoga kita smua bahagia
berjaya di dunia dan akhirat.Wat adik2ku yg akan mnghadapi @ sedang menghadapi
peperiksaan Selamat berjaya dan kuatkan Usaha,Doa n tawakkal pd ALLAH.Utk diri
sendri jua yakinlah bahawa ada 'RAHMAT DI SEBALIK DUGAAN'
firman ALLAH:
"Jgnlah bersedih, sesungguhnya ALLAH sentiasa bersama kita"
(surah at taubah:40)
Perihal Hati
Mengenal Hati yg sakit. Rasulullah s.a.w bersabda yg bermaksud;
“jauhilah segala yg haram nescaya kamu menjadi org yg paling khusyuk beribadah.Redalah dgn pemberian rezeki ALLAH kpdmu nescaya kamu menjadi org yg paling kaya .Berperilakulah yg baik kpda jiran nescaya kamu termasuk org mukmin.Cintailah org lain pada hal2 yg kamu cintai bagi drimu sendri nescaya kamu tergolong org muslim dan jgnlah terlalu byk ketawa, sesgghnya terlalu byk ketawa itumematikan hati”. (riwayat Ahmad dan al Tirmizi).
Namun reality masyarakat tika ini ialah memaniskan wajah dgn sifat amarah, membajai hati dgn sifat riyak,bakhil,hasad dengki,dendam,mengadu domba,benci,sombong hingga mereka lupa bahwa mereka di jadikan dari setititis air yg hina (air mani).
Firman ALLAH s.w.t;
“..yang membuat segala sesuatu yg Dia ciptakan sebaik2nya dr Yang memulai penciptaan manusia dr tanah.Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yg hina ( air mani).Kemudian Dia menyempurnakannya dan menitupkan ked lm tubuhnya roh ciptaanNYA dan Dia menjadikan kamu pendengaran,penglihatan dan hati.Tetapi kamu sedikit sekali bersyukur” (surah asSajdah:7-9)
Sudah menjadi fitrah manusia ngan lepas dari melakukan khilaf.Maka,hati yg sakit ini perlu d rawat agar bisa terus hidup.Oleh itu marilah kita sama2 bertaubat,menghiasi dri dgn sifat mahmudah, melakukan ibadah wajib dan sunat,berzikir serta menghadiri majlis2 ilmu moga hati bisa tenang,demi mendamba Redha ILLAHI.
Firman ALLAH s.wt.:
“Dan mohonlah ampun kpda ALLAH, sesgghnya ia Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.” ( surah al-Muzammil:20)
“Sesgghnya ALLAH menerima taubat orang yg melakukan kejahatan kerana kejahilan kemudian mereka segera bertaubat,mereka ialah org yg dterima taubatnya oleh ALLAH.ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (surah al-nisa:17)
Sabda Rasulullah s.a.w :
“Bukannya kekayaan itu kerana banyaknya harta,kekayaan sebenarnya ialah kaya jiwa”
(riwayat Bukhari dan Muslim)
Ingatlah, bahawa hanya dgn mengingati ALLAH hati2 akan mnjadi tenang.
Buku Motivasi Diri ‘Ubat Hati’ oleh Ustzh Siti Nor Bahyah
Olahan : Penulis Sendiri.