terapi iman

Monday, August 20, 2007

ToTal Quality Management (TQM) in Islamic Perspective


Alhamdulillah...
baru je seusai menjalani mid sem exam..agak taf jgk sem ni..OSH, Strategic management, Total Quality management, tesis,multivariate data analysis...pasni kena analysis data pula before present viva.mg smgtku Kuat...Chaiyo2!..oklah kita masuk pd tajuk kita...

Total Quality(TQ)

Sebut pasal kualiti mesti kalian kaitkan dgn produk atau hasil kerja sesebuah organisasi..betul x?..
Sebenarnya yg lebih penting adalah kualiti manusia yg melibatkn sahsiah diri samada luaran atau dalamannya yg mampu mencerminkan ciri2 kepimpinan yg tinggi, etika kerja yg baik serta kemahiran yg memenuhi tuntutan organisasi tersebut.( 1 )

Contohnya pelumba kereta Formula 1 Michael Schumacher...quality yg dipamerkan adalah kemenangan 7 kali berturut-turut dlm perlumbaan.Itu dari segi mata kasar saja.Pernah x terfikir bagaimana dia menghasilkan Qualiti diri yg baik? semestinya melalui disiplin diri yg kuat,latihan yg sistematik dan berterusan,penjagaan kesihatan yg baik, kerja berkumpulan yg mantap serta kenderaan yg digunakan juga memainkan peranan yg penting dlm memastikan kemenangan dapat di capai.Tetapi hakikatnya, segelintir peminat2 kereta Formula 1 beranggapan bahawa kemenangan yg di raih hanyalah bergantung kepada Quality kereta yg digunakan iaitu Ferrari, ahli kumpulan yg pakar dlm bidang permotoran serta Quality trek (litar) yg digunakan.


Konsep TQM Dalam Islam

Apabila disebut quality menyeluruh( TQ) dlm Islam, ia menyentuh satu keadaan dlm satu organisasi yg memperlihatkan kecemerlangan dlm semua aspek termasuklah unsur manusia dan unsur2 lain.

Prinsip2 yg menyokong TQM


  1. Sokongan Pengurusan Atasan


  • memberikan kefahaman yg jelas tentang arah dan matlamat dasar quality yg telah diwujudkan agar semua kakitangan akan dapat bekerjasama bagi melaksanakannya.

  • memberikan contoh dan teladan yg berquality kepada kakitangan2 yg lain agar mereka dapat melakukan sesuatu kerja itu secara praktikal serta memberikan semangat dan motivasi untuk melakukan kerja secara berterusan dan cemerlang.

Al Quran telah menekankan juga aspek pengurusan atasan dari sudut membimbing kakitangan dengan contoh2 yg baik atau leadership by example.


Firman ALLAH SWT bermaksud:


" Wahai org2 yg beriman! Mengapa kamu memperkatakan apa yg kamu tidak melakukannya! Amat besar kebenciannya disisi Allah.Kamu memperkatakan sesuatu yg kamu tidak melakukannya" (61: 2-3)


Rasulullah SAW bersabda:


" Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain.Lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat atas kerja orang lain".


Umar al- Khattab amat peka terhadap keperluan memberikan arahan yg jelas kepada pegawai-pegawai tadbirnya.Beliau juga memastikan agar rakyat juga mengetahui tugas2 pegawai2 ini supaya pengawasan dapat dilakukan terhadap mereka secara berterusan untuk memastikan quality mereka dpt ditingkatkan dan mereka tidak terlibat dengan penyelewengan.Antara arahannya ialah:


" Ingatlah saya tidak memilih kamu untuk menzalimi rakyat.Saya telah memilih kamu sebagai pemimpin supaya rakyat menjadikan kamu sebagai contoh.Berikanlah mereka hak mereka dan janganlah kamu memukul mereka.Jgnlah kamu terlampau memuji mereka keran mereka akan mudah tertipu.Jgnlah menutup pintu2 kamu daripada mereka, kerana kalau tidak golongan yg lebih kuat akan menzalimi yg lemah.Jgnlah bertindak seolah-olah kamu lebih tinggi daripada mereka"


Islam sentiasa menekankan perlunya sesuatu kerja yg sempurna.Oleh itu apabila aspek kesempurnaan diberikan penekanan,mewujudkan satu dasar quality dan menubuhkan struktur pengurusan quality ialah sesuatu yg harus dilakukan.

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah menyukai apabila seseorang kamu mengerjakan sesuatu pekerjaan, supaya dikerjakan dengan baik dan sempurna"

Namun wahai sahabat sekalian, ingatlah bahawa segala contoh serta akhlak yg baik itu terdpt dlm diri Rasulullah SAW.

Pesanan Saidina Ali,amat selari dgn konsep ini :

"Barangsiapa yg menjadikan dirinya sebagai pemimpin,maka hendaklah ia mengajar dirinya terlebih dahulu sebelum ia mengajar orang lain.Hendaklah ia membentuk mereka dengan contoh perbuatannya sendiri sebelum ia membentuk mereka dengan lidahnya".

Bersambung...

MuhaSaBah....



Engkau ingin berjuang,
tapi tidak mampu menerima ujian,
rusak oleh pujian,
tidak sepenuhnya menerima
pimpinan dan tidak begitu setiakawan


Engkau ingin berjuang,
tapi tidak sanggup berkorban,
tidak sanggup terima cobaan dan
hanya ingin jadipemimpin agar pengikut menjadi agak segan


Engkau ingin berjuang,
tapi kesehatan dan kerehatan
tidak sanggup engkau korbankan dan
waktu tidak sanggup
engkau luangkan


Engkau ingin berjuang,
tapi dirimu tidak engkau tingkatkan,
disiplin diri engkau abaikan,
janji kurang engkau tunaikan dan
kasih sayang engkau abaikan


Engkau ingin berjuang,
tapi para tamu engkau abaikan,
anak isteri engkau lupakan dan
ilmu berjuang engkau
tinggalkan
Engkau ingin berjuang,
tapi pandangan engkau tidak diselaraskan,
rasa bertuhan engkau abaikan dan iman
taqwa engkau lupakan
- Qathrunnada -Hudzaifah.org -


Benarkah engkau seorang pejuang?
Mengaku diri sebagai pejuang,
sebagai jundullah,sebagai aktivis,
namun akhlak maupun tsaqafahnya tidak
mencerminkan hal itu.


Mengaku diri sebagai mujahid,
namun niat ternoda oleh selain-Nya.
Inilah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sindir di dalam Al Qur'an,


"Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja
mengatakan 'kamiberiman' sedang mereka tidak di uji lagi?"
(QS. AlAnkaabut: 2-3)


Sang Pejuang Sejati
Masing-masing kita sebaiknya mengevaluasi diri,
apakah kita memang sudah benar-benar
menjadi pejuang dijalan-Nya atau jangan-jangan,
baru sebatas khayalan
dan angan-angan kosong belaka.


Inginkan syurga, tetapi
tidak siap menggadaikan diri, harta dan jiwa.


"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah
orang-orang yang berjihad di antaramu,
dan belum nyataorang-orang yang sabar." (QS. 3:142).


Ya, kita mengira akan masuk surga dengan pegorbanan
yang sedikit, seakan ingin menyamakan diri dengan
hukum ekonomi kapitalis,

"Mendapatkan output yangsebesar-besarnya, semaksimal mungkin, dengan input
yang seminimal mungkin."Aduhai., sesungguhnya hari akhir itu adalah perkara
yang besar. Dan surga yang luasnya seluas langit dan
bumi itu, sangat mahal harganya.


Rasulullah SAWbersabda,

"Generasi awal sukses karena zuhud dan
teguhnya keyakinan,sedang ummat terakhir
hancur karenakikir dan banyak berangan muluk kepada Allah.
"Saat nasyid-nasyid perjuangan dilantunkan,
gemuruh didalam dada menjadi berkobar-kobar untuk berjuang.


Tetapi sayang,
ternyata hanya tersimpan di dalam dada
dan semangat itu ikut surut seiring dengan berakhir
nyalantunan nasyid.
Tidak keluar dalam amaliyah yang nyata.


Demi Allah., keimanan bukanlah dilihat dari
yang paling keras teriakan takbirnya,
bukan pula dari yang paling deras air matanya kala muhasabah,
dan bukan pula dari yang paling ekspresif
menunjukkan kemarahan kala melihat Israel menyerang Palestina.

Bukan pula dari yang
paling banyak simbol-simbol keagamaannya.
Karena itu semua hanya sesaat.


Sesungguhnya keistiqomahan dalam berjuang,
itulah indikasi keimanan sang pejuang yang sebenarnya.
Pejuang yang sabar menapaki hari-hari dengan
mengibarkan panji IllahiRabbi.
Yang selalu bermujahadah mengamalkan Al Qur'an.
Teguh pendirian. Tak kenal henti.
Hingga terminalakhir, surga.

Pengorbanan
Apakah dengan memakai sedikit waktu untuk berda'wah,
sudah menganggap diri telah melakukan totalitas perjuangan?
Padahal para nabi tidaklah menjadikan
da'wah ini hanya sekedarnya saja,
tetapi sebagaimana dicantumkan dalam


Surat Nuh ayat 5,

"....Wahai Tuhanku,
sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam."

Sejak ayat itu turun,
sang nabi akhir zaman selalu siaga dalam kehidupan.
Bahkan, hingga menjelang ajalnya,
Rasulullah tengah menyiapkan peperangan untuk
menegakkan Al Haq.

Sang pejuang,
tetapi makanannya adalah sebaik-baik makanan,
dan pakaiannya adalah sebaik-baik pakaian.
Dan dengan tanpa rasa berdosa...
p/s: peringatan wat diriku jua.....

PemeRgiAn.... sahaBat....


Apa kabar sahabatku... ??
Lama nian kita tak jumpa dan takbertegur sapa
Saya yakin bukan karena kebencian
diantara kita
Sayapun yakin bukan karena apa - apa...
Tapi rutinitas kesibukan yang tlah
menjebak kita



Satu hal sebagai bahan renungan kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan
duniawiah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan
Adam dan Hawa


Justeru malam pertama perkawinan kita
dengan Sang Mauuut
Sebuah malam yang meninggalkan isak
tangis sanaksaudara

Hari itu...
mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan kita terbuka....
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus
dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi
kapas putih...Itulah sosok kita....
Itulah jasad kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik
berwarna putih Kainitu ...
jarang orangmemakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama
Kafan Wewangian
ditaburkan ke bajukita...
Bagian kepala..,badan. .., dan kaki
diikatkan



Tataplah.... tataplah. ..
itulah wajah kita
Keranda pelaminan...
langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...
Mempelai di arak keliling kampung
bertandukan tetangga
Menuju istana
keabadian sebagai simbol asal usul kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasaharu para handai taulan



Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan
kalimah kudus
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .
yang tlah tiba duluan
Siraman airmawar..
pengantar akhir kerinduandan akhirnya.... .



Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh
langkah kehidupan


Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...dan tak seorangpun yangtahu....


Tapi anehnya kita tak pernah galau
ketakutan... .Padahal nikmat atau siksa yang kan kita
terima Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...
Dan Dia Kekasih itu..Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu keneraka..
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga...

Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap
kita selamaini...Untuk disebut sebagai ahli syurga ?????????



Sahabat...mohon maaf...
jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia...Bukan aku berkhianat.. ..
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup
dan kehidupan

Tapi percayalah.. .aku pasti kan mendo'akanmu. ..
Karena ...aku sungguh menyayangimu. ..
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang
kau duga
Aku berdo'a...semoga kau jadi ahli syurga.
Amien Sahabat..... ,


jika ini adalah bacaan terakhirmu
Jika ini adalah renungan peringatan dari Kekasihmu
Ambillah hikmahnya... ..


Tapi jika ini adalah salahku...
maafkan aku....Terlebih jika aku harus mendahuluimu. ...
Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku
Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu. ....
kalau tulisan ini ada manfaatnya.. ..

Silakan di print out dan kau simpan sebagai renungan...
Siapa tahu ...suatu saat kau ingat padaku
Dan...aku tlah di alam lain....
Satu pintaku padamu...Tolong do'akan aku....-

Friday, August 17, 2007

PerMata Yg Hilang....





Insan itu telah pergi meninggalkannya keseorangan dalam kesedihan, perit terasa olehnya kerana insan itu tidak akan kembali lagi dalam kehidupan ini menuju kehidupan yang lebih abadi. Bahkan bukan seorang tetapi dua individu yang cukup bermakna dalam perjuangannya walau mereka adalah dua insan yang berbeza watak dan pegangannya.

Dialah antara insan yang pertama menyahut suara kebenaran dari sang suami yang dipilih ALLAH menjadi rahmat sekalian alam di saat kaumnya mencaci dan menghinanya dengan pelbagai tuduhan hanya kerana mengajak umatnya mengatakan ALLAH sebagai ILAH mereka. Insan ini juga yang sanggup membela agama ini dengan segenap kekayaannya, menemani dan menenangkan suaminya menghadapi segala mehnah dalam perjuangan yang tidak pernah mengenal henti. Dia adalah permata yang cukup sukar dicari ganti walau telah pergi meninggalkan dunia yang fana ini hingga mampu membangkitkan rasa cemburu isteri yang kemudiannya lantaran telalu kerap menyebut kebaikan-kebaikan insan yang laksana permata itu sepertimana sabdanya dalam sebuah hadith

“Dia beriman ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakanku, dia membela dengan hartanya ketika orang-orang menghalangiku dan aku dikurniai ALLAH anak darinya, sementara aku tidak dikurniai anak sama sekali dari isteri lainnya.”

Dialah Khadijah binti Khuwailid, permata pertama yang meninggalkan sang Rasul pembawa risalah ILAHI, di saat dakwah mula menampakkan sinarnya, namun takdir ALLAH menetapkan dia harus kembali kepada Penciptanya.

Permata yang kedua juga adalah seorang insan yang membantu dakwah sang Nabi walau dia tidak menjadi pengikut agama sang Nabi, dia mempertahankan RasuluLLAH di hadapan kaumnya lantaran ketokohannya dalam masyarakat, memudahkan dakwah Islam tersebar ke dalam jiwa masyarakat, memberi ruang yang cukup bermakna dalam perjuangan Islam. Namun takdir mendahului segalanya, dia juga dipanggil pulang kepada Penciptanya. Kesedihan demi kesedihan menimpa jiwa Rasul terakhir ini, apatah lagi permata yang kedua ini menuju RABBnya tanpa membawa kalimah syahadah bersamanya sehingga layak ditempatkan ALLAH dalam senarai orang yang akan diazabNYA sekalipun dia adalah ayah saudara sang Nabi yang mulia, Abu Thalib. Lantas ‘Tahun Duka Cita’ menjadi gelaran waktu itu.

Hilanglah sudah dua permata berharga dalam perjuangan ini, tapi itu bukan tanda perjuangan harus berhenti kerana perjuangan dakwah adalah milik Sang Penguasa Alam, hanya kepadaNya segala pertolongan dan pengharapan harus ditujukan, bukan kepada manusia sama ada Muslim atau tidak agar menjadi ibrah kepada Rasul dan umatnya lewat kematian dua permata itu.

Zaman telah berlalu tapi perjuangan masih sama, ujian dan dugaan masih sama, namun adakah individu seperti Khadijah dan Abu Thalib dapat hadir dalam perjuangan zaman ini. Kenapa tidak…andai ALLAH menginginkannya ia bukan suatu yang mustahil, cuma persolannya adakah kita ingin membina kembali generasi seperti Khadijah dan Abu Talib?

Ya, mereka adalah dua watak dan pegangan yang berbeza, membina generasi seperti Khadijah mungkin tidak pelik namun Abu Thalib adakah wajar membina generasi ini. Kegagalan kita mendidik generasi seperti Abu Talib menyebabkan golongan non muslim tidak memahami Islam bahkan menjadi pembenci Islam, maka tidak hairan andai ada yang sanggup membuat video klip menghina azan umat Islam walau hanya beberapa minit. Hatta berbeza pegangan tapi andai bermanfaat untuk dakwah maka wajar digunakan.

Marilah bina kembali jiwa-jiwa seperti Khadijah dan Abu Thalib dalam jiwa umat ini kerana kita memerlukan permata-permata seperti mereka. Bukan satu tugas yang mudah namun andai bukan kita siapa lagi. Kita akan dipersoalkan kelak dihadapan ALLAH lantaran tanggungjawab yang kita tidak laksanakan. Adakah kita akan berikan alasan-alasan kesibukan kedunian kita kepada ALLAH kelak??? Fikirkan wahai sahabatku

‘Tahun Duka Cita’ itu telah berlalu dan ALLAH mengembirakan Nabi dengan sebuah pengembaraan ‘Isra Mikraj’ yang mudah-mudahan dapat kita garap segala ibrah yang terkandung didalamnya dalam meniti jalan kebenaran menuju kemenangan menggapai mardhatiLLAH. Siapakah yang ingin menjadi pembantu-pembantu agama ALLAH?????

Regards,
Mohd Halimi Abdul Aziz
28 Rejab 1428H 09:20a.m
generasighurabaq.blogspot.com.

Wednesday, August 15, 2007

Teguran Buat Mujahidah Dakwah

Dengan Nama ALLAH yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

“Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
(Surah an-Nisa’ [4]:9)”

Ucapkanlah “qoulan syadida”. Begitulah perintah ALLAH SWT. Perintah yang membuatkan saya, sungguh pun tersangat sibuk menjayakan tugas dan amanah sebagai engineer, namun harus mencoretkan sesuatu sebagai teguran sekaligus tazkirah buat mujahidah da’wah, agar sikap dan mind-set (fikrah) tidak menyimpang daripada sikap dan fikrah sebenar seorang mujahidah da’wah.

Sangat aneh tatkala student universiti sudah pandai memberikan alasan “sibuk” untuk alpa dan tidak bersungguh dalam da’wah. Apakah mereka menyangka bahawa bila tiba di alam kerjaya, kesibukan itu akan hilang? Adakah mereka menyangka betapa mujahid-mujahid da’wah yang telah menginfakkan dirinya, keluarganya, hartanya dan seluruh hidupnya di jalan ALLAH, adalah bukan student atau pekerja seperti mereka, sehinggakan mereka tidak pernah disibukkan dengan urusan pembelajaran atau pekerjaan? Katakan saja anda tidak cintakan Islam, kerana jika benar anda cintakan Islam, mana mungkin semudah dan semurah itu alasan akan anda berikan. Janganlah anda menghina para mujahid da’wah, seakan-akan mereka ini tidak pernah sibuk hinggakan sentiasa mempunyai masa untuk diberikannya pada jalan ALLAH. Janganlah anda menghina Abu Bakar as-Siddiq R.A, Umar al-Khattab R.A, dan sahabat-sahabat lain R.A, para tabi’in, tabi’it tabi’in, Hassan al-Banna, Yusuf al-Qaradhawi, dan lain-lain, yang hidup mereka full time sebagai pendakwah, sedang part time mereka sebagai Cikgu, atau peniaga, atau engineer dan sebagainya, dengan menganggap mereka-mereka ini tidak pernah bertembung dengan kesibukan duniawi. Mereka juga sibuk, tapi cinta mereka pada ALLAH, Rasul dan Islam mengatasi kesibukan duniawi mereka.

Namun, dengan amanah sebagai engineer dan sebagai murabbi sehari-hari, terpaksa saya ringkaskan qoulan syadida ini, mudah-mudahan tetap bermanfaat buat mereka yang benar-benar sudi menjadi mujahidah da’wah.

Menyempurnakan separuh daripada agama

Umum tahu betapa pernikahan menyempurnakan separuh daripada agama. Bahawa pernikahan memelihara diri kita daripada terjerumus ke lembah maksiat. Bahawa pernikahan itu bisa bernilai ibadah. Bahawa pernikahan itu umpama mendirikan masjid. Haidth-hadith tentang itu semua, tentunya kalian sedia maklum.

Mujahid dan mujahidah da’wah, yang benar-benar komited terhadap da’wah, tentunya dan pastinya akan menghadapi pelbagai macam kesulitan, halangan dan rintangan. Itulah lumrah dan adat jalan da’wah. Bagi yang belum merasakannya, kesimpulannya mudah: anda belum berda’wah! Atau anda tidak ikhlas berda’wah hingga tidak layak diuji! Atau anda mengambil jalan yang menyimpang daripada jalan da’wah! Noktah. Tidak perlu argument di situ.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
(Surah al-Baqarah [2]:214)

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
(Surah al-Ankabut [29]:2-3)

Diuji dalam surah al-Ankabut di atas, bukan sekadar uji. Ia ujian yang sangat berat, kerana ALLAH menggunakan perkataan “fa-ta-na” di situ, bukan sekadar “imtihan”. Ertinyqa, ujian itu sangat berat, persis seperti orang yang difitnah, lantaran perkataan fitnah saja berakar kata dari fa-ta-na tadi.

Oleh kerana itulah, untuk menstabilkan emosi dan perasaan para mujahid da’wah, perlunya mereka bercepa-cepat kepada pernikahan, lantaran pernikahan menghasilkan stability (Sakinah) atau ketenangan, seperti yang diungkapkan oleh ALLAh SWT di dalam al-Quran;


“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur".
(Surah al-A’raf [7]:189)

Maka, wajar saja mereka yang tidak memilih pernikahan sebagai stabilizer dikatakan bengong atau terburuk oleh Nabi-Nya SAW;

“Orang yang paling buruk di antara kamu adalah para pembujang, dan di antara orang-orang mati yang terburuk adalah orang yang mati dalam keadaan membujang.”
(Hadith riwayat Abu Ya’la dan Thabrani)

Namun, pernikahan pula, seharus dan sewajarnya mengikut tatacara dan tatasusila yang digariskan oleh Nabi SAW;

“Nikah itu adalah sebahagian sunnahku maka orang yang tidak mengamalkan sunnahku, dia tidak termasuk umatku.”
(Hadith riwayat Ibnu Jauzi)

Ertinya bukan pada nikah itu saja menjadi sunnah, tetapi tentulah cara, prosedur dan etika kepada pernikahan juga, harus, wajar dan perlu mengikut sunnah! Kerana pernikahan yang berpandukan sunnah, adalah pernikahan yang diniatkan untuk semakin dekat dan semakin rapat dengan ALLAH SWT. Bagaimana mungkin pernikahan yang dicemari oleh cinta “anta-anti” dan zina hati, bisa membawa kepada kecintaan kepada Ilahi? Mana mungkin!

Itulah sebabnya, tatkala ALLAH SWT –di dalam ayat yang lain- mahu menceritakan tentang betapa isteri-isteri/suami-suami mendatangkan cinta dan belas kasih, ALLAH mulakan dengan menyebut “di Antara tanda-tanda kekuasaan-Nya”, kerana sepatutnya pada pasangan hidup anda itu, akan anda dapati tanda-tanda kekuasaan ALLAH.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
(Surah ar-Ruum [30]:21)

Lalu, jika perjalanan anda saja menuju pernikahan itu sudah dipenuhi noda dosa, khalwat di alam maya, zina hati dan lain sebagainya, bagaimana mungkin anda melihat tanda-tanda kekuasaan ALLAH pada pasangan anda itu, sedangkan anda sedang melakukan maksiat kepada ALLAH?

Hadith Arbain 1: Setiap sesuatu bermula dengan niat

Kerana pernikahan itu harus bersandarkan sunnah, maka saksikan sendiri guideline daripada Rasulmu SAW;

“Wanita itu lazimnya dinikahi kerana empat perkara:
i) kerna hartanya
ii) kerana keturunannya
iii) kerana kecantikannya
iv) kerana agamanya
maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, (jika tidak) maka binasalah engkau.”
(Hadith riwayat Bukhari dan Muslim)

Simple. Hanya orang-orang yang mempunyai niat yang berlainan dengan niat yang sepatutnya dimiliki oleh setiap mereka yang mengikut sunnah nabi-Nya SAW –dengan memilih jodoh berasaskan factor agama- yang akan terpinga-pinga dalam menentukan bagaimana calon yang beragama itu. Adakah beragama seseorang itu, andainya ia jauh daripada medan perjuangan Islam, sedangkan para sahabat R.A menjadikan perjuangan Islam sebagai matlamat dan kerjaya nombor satu mereka? Adakah beragama seseorang yang tidak merasa ghairah untuk melazimkan bacaan al-Quran setiap hari? Adakah beragama seseorang yang tidak henti-henti berbicara dengan lawan jantina, hingga terkadang membawa kepada berdua-duaan di alam siber, sedangkan perbicaraan yang dilakukan adalah perbicaraan yang tidak penting dan tidak perlu sebenarnya? Adakah beragama seseorang yang tanpa segan silu membiarkan hatinya terjebak dengan zina?

“Tertulis ke atas anak Adam habuan daripada zina, tidak mustahil didapati yang demikian.
Matanya berzina lewat pandangan.
Telingannya berzina lewat pendengaran.
Lisannya berbicara lewat percakapan.
Tangannya berzina lewat sentuhan.
Kakinya berzina lewat melangkah ke tempat maksiat.
Hatinya berzina lantaran bernafsu dan berangan-angan.
Dan kemaluannyalah yang membenarkan atau menidakkan (terjadinya zina itu).”
(Hadith riwayat Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

Itulah sebabnya, al-Quran al-Karim menggariskan guideline jika ingin berbicara dengan lawan jantina, demi menjaga masalah zina hati ini.

“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik,”
(surah al-Ahzab [33]:32)

Itulah sebabnya Islam meminta kita bersama menundukkan pandangan. Nah, kalau menundukkan pandangan saja suatu yang ditegaskan, maka adakah boleh kita bersembang dan bergurau dengan lawan berlainan jantina tanpa urusan yang mustahak?

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
(Surah an-Nuur [24]:31)

Lagu “Antara Dua” Nyanyian Farah

Lebih malang lagi, adalah tatkala ada di kalangan mujahidah da’wah tidak benar-benar memutuskan hubungan dengan lelaki lain, tiba-tiba sebegitu berani membuka ruang untuk lelaki lain pula. Seolah-olah ia ingin menjadi seperti lagu Farah “Antara Dua”, iaitu harus mengumpulkan sebanyak lelaki yang ada, barulah ia memilih calon suami yang sesuai. AstaghfiruLLAH al-Azim! Wahai wanita muslimah, takutlah kamu pada ALLAH! Tidakkah kamu pernah mendengar sabda Nabi SAW yang mulia;

“Janganlah seseorang meminang pinangan saudaranya, sehingga peminang itu meninggalkannya atau mengizinkannya.”
(Hadith riwayat Bukhari)

Nah, selagi anda tidak benar-benar putuskan hubungan anda dengan seseorang lelaki yang menyatakan minatnya pada anda, bagaimana mungkin seorang lelaki lain mahu menyatakan hasratnya untuk melamar anda? Hal ini dilarang oleh agama! Pertanyakan kembali niat anda; jika benar anda ingin menikah kerana ALLAH, maka anda sentiasa sanggup memutuskan dan menjauhi insan yang tidak memenuhi criteria mujahid da’wah yang sekufu dengan anda, lalu anda tidak kisah akan lain-lain criteria bakal suami anda, asalkan saja ia mujahid da’wah. Jika tidak, maka layakkah anda menjadi mujahidah da’wah?

Penutup

Akhirnya, saya terpaksa juga menegur gerakan-gerakan Islam yang tidak serius dan tidak menekankan keharusan menjaga interaksi antara lawan jantina. Saya menegur gerakan Islam yang tidak bersungguh membina kadernya dengan tarbiyah Islamiyah yang benar. Saya menegur gerakan islam yang tidak memerhatikan urusan hati dan interaksi para kadernya. Dan saya nasihatkan para mujahidah da’wah, agar kembalilah kepada niat, tujuan dan prosedur yang betul. Iaitu; 1) betulkan dan ikhlaskan niat 2) lobi mak ayah 3) mudahkan urusan pernikahan.

Untuk kesekian kali, perasaan saya begitu diguris melihatkan insan-insan yang mengaku berada di dalam gerakan Islam, tapi menganggap urusan cinta kerana ALLAH sebagai suatu bahan mainan. Ingatlah, pasangan hidup anda itu bukanlah hak milik -bererti tidak bisa dibeli, demanding, dan lain-lain barang duniawi yang bisa dihak miliki- tetapi ia adalah anugerah. Anugerah daripada siapa? Anugerah dari Ilahi. Lalu, dengan pemahaman seperti ini, anda akan benar-benar menjadi mujahidah da’wah, dan menyerahkan kepada ALLAH untuk menganugerahkan buat anda teman sehidup semati. Maka benarlah kata Rahim Razali; “isteri itu bukannya hak milik, tapi anugerah….”



Wassalamu’alaikum


Thank you.

"The believers, in their love, mercy, and kindness to one another are like a body: if any part of it is ill, the whole body shares its sleeplessness and fever" -Prophet Muhammad (P.B.U.H.)

Best Regards,

Faridul Farhan Abd Wahab
Electrical Engineer
Jimah O&M Sdn. Bhd.
2 x 700MW Coal Fired Power Plant Project
PT 7308 & PT 7309,
Mukim Jimah, Daerah Port Dickson,
Negeri Sembilan Darul Khusus.
(Tel: 06-658 1158/ 06-658 1149 Ext: 1090)
Email:
faridul@jimahev.com
visit http://www.harunyahya.com

MUROBBI DAMBAAN UMAT

“INNA AL-AKH ASH-SHADIQ LAA BUDDA AN-YAKUUNA MURABBIYAN”[1]

Pernahkah kalian mendengar kalimah ini, ia bukan dari kalam Ilahi mahupun sabda Rasul yang tercinta, namun ia keluar dari lidah seorang insan yang benar-benar memahami wasilah-wasilah dakwah yang diperlukan untuk mengembalikan kebangkitan umat zaman ini. Perhati dan hayatilah maksud kalimah diatas:

“Sesungguhnya seorang akh yang benar ‘harus’ menjadi seorang murobbi”

Siapakah yang sudi menyahut seruan ini seperti mana sahabat-sahabat Nabi Isa a.s yang tanpa ragu-ragu mengatakan “Nahnu AnsaruLLAH” [ As-Saff 61:14].

Dimanakah murobbi dambaan umat yang bisa menjadi seorang da’i yang dapat mendidik mad’u-mad’u mereka hingga layak digelar al-akh yang benar lantaran keberhasilan dakwah yang mereka perjuangkan.

Layakkah diri ini menjadi seorang murobbi lantaran terlalu banyak masa-masa lebih banyak dihabiskan untuk kehidupan dan kesenangan diri semata-mata. Walhal pendokong kebatilan sentiasa memanfaatkan masa mereka untuk menyesat dan melalaikan umat dari mengingati-Nya.

Sayang seribu kali sayang, pendokong kebenaran masih belum cukup untuk melahirkan peribadi-peribadi Muslim yang benar lantaran lemahnya kita dalam mendidik umat ini, ditambah lagi dengan hilangnya golongan yang tercicir di jalan dakwah dengan pelbagai masalah dan alasan walau satu ketika dulu mereka adalah pendokong dakwah dan perjuangan.Ah, kita memang sedikit…..

Namun dalam lemah dan sedikitnya kita dalam mendidik umat ini, ALLAH masih lagi menginginkan kita berada di medan dakwah ini, sedangkan boleh jadi seringkali terdetik di lubuk hati ini, siapalah kita untuk menjadi murobbi dambaan umat. Hanya dengan kalimah Ilahi yang sentiasa meniti di bibir, menjadi ‘semangat’ untuk terus melaksanakan kewajipan walau umat seringkali menolak ketika seruan dakwah dilaungkan kepada mereka. Ya ALLAH berilah diri ini sedikit kekuatan agar jangan sampai semangat untuk melahirkan al-akh yang benar itu hilang dalam diri dan jiwa ini, persis pesan seorang da’i

“Engkau harus tetap menjaga himmah(semangat), kerana himmah adalah awal mula setiap perkara.”[2]

Buat diri yang sering lupa untuk mengingatkan umat lewat tulisan mahupun lisannya lantaran kesibukan yang dibuat-buat, moga sentiasa istiqamah dalam dakwah yang penuh dengan kesulitan dan kepayahan kerana setelah kesusahan itu akan datangnya kesenangan dan kejayaan. BismiLLAH jalan saja ya akhi…..[Al-Insyirah 94:5,6]

Bilakah saat dan ketikanya aku bisa menjadi al-akh yang benar???

RUJUKAN:

[1] Ungkapan Ustadz Dr. Abdullah Qadiri Al-Ahdal,-Murobbi Prasyarat Bagi Kebangkitan Umat dipetik dari buku Menjadi Murobbi Sukses, Satria Hadi Lubis, Kreasi Cerdas Utama. m/s viii

[2] Ungkapan Junaid Al-Baghdady-Tetaplah Menjaga Semangat dipetik dari buku Proaktif dalam Dakwah, Dr. AbdullahYusuf Al-Hasani, Robbani Press m/s 52

sumber:

Al Abd Al Faqir,
Mohd Halimi Abdul Aziz
17 Rejab 1428H, 03:56a.m
generasighurabaq.blogspot.com

Saturday, August 4, 2007

Teristimewa Dari Sahabiahku...


Duhai Teman Sejatiku
ku ingin kita spt Abu Bakar Al-Siddiq
Persahabatan di jalin krn Al-Khaliq
Harta di korban bukan sedikit
Cintakan kebenaran sanggup bersakit....


Ku ingin kita spt tawakkal Ibrahim a.s mulia
ketika meninggalkan insan tercinta di bumi tandus tanpa bicara
menyakini ALLAH sbgai Penjaga

ku impikan antara kita seorg Umar
berdiri tatkala tunduknya manusia
bersuara tatkala diamnya mereka
menggerunkan musuh durjana


ku rindukan Syed Qutb
ketika berhadapan dgn tali maut
adakah menatap tidak terenggut
Roh dakwahnya tidak surut....
p/s: jazakallahu khairan khasiran atas kirimannya...ya sahabiahku farah, mg hidupmu bahagia berjaya dunia akhirat serta urusan dpermudahkan ALLAH... Ukhuwah Fillah abadan abada....

Thursday, August 2, 2007

KesaN Tauhid dlm Kehidupan Manusia



Firman ALLAH :

" Bekerjalah kalian, maka ALLAH dan Rasul-Nya serta org2 yg beriman akan melihat pekerjaan kalian itu dan kalian akan melihat kalian itu dan kalian akan dikembalikan kepada ALLAH yg Maha Mengetahui akan yg ghaib dan yg nyata, lalu di beritakan-Nya kpd kalian apa yg telah kalian kerjakan" (9:105)

Memberikan Misi yg Jelas dalam Setiap Pekerjaan

Business Mision :

"What is our business?" by Peter Drucker.
It is a statement of purpose, a statement of philosophy, a statement of beliefs, a statement of business principles or a statement "defining our business".

so as a muslim what is our mission?...

Misi stiap Muslim yg diserapkn dgn tauhid adlh utk melaksanakan perintah ALLAH S.W.T dlm stiap aspek kehidupannya sama ada dlm kehidupan individu, berkeluarga, bermasyarakat dan negara.Begitu juga dlm sistem ekonomi, politik dan sosial. Dalam stiap aktiviti dan kegiatannya dia akan berusaha utk melaksanakan apa yg dibuat olehnya.Dgn cara ini manusia Muslim (Islamic Man)akan memperoleh matlamat yg unggul al-Falah iaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sekiranya ditanya "Apakah misi organisasinya atau pekerjaannya?, dia akan menjawab Sebagaiman yg dituntut oleh Islam" iaitu utk memastikan pencapaian matlamat organisasi dlm mencari keuntungan secara halal dan membangunkan masyarakat melalui produk dan perkhidmatan yg disediakan agar memperolehi keredhaan ALLAH S.W.T.Utk tujuan ini,ilmu pengetahuan yg sesuai adlh diperlukan supaya di tahu apa yg dtuntut oleh Islam dlm pekerjaannya dan hidupnya.

Membebaskan Manusia.

Dlm peperangan Qadisiyah apabila Rabi' Ibn Amir berdiri d hadapan ketu Parsi, Rustam utk menjelaskan kedudukan Islam, beliau menjawab:

"...Utk membebaskan manusia dpd memperhambakan diri kpd manusia kpda memperhambakan diri kpd ALLAH; dpd kesempitan dunia kpd satu dunia yg lbh luas (akhirat) dan dpd penindasan agama lain kpd keadilan Islam."

Dgn Tauhid kita dpt diselamatkan dpd tunduk kpd manusia dan terkongkong dgn pendpt seseorg.Dgn ini jiwa dan hidupnya bebas dpd tunduk,merendah,menghina dan menyerah kpd yg lain dpd ALLAH S.W.T.Akibatnya akan lahir manusia yg mempunyai pendirian yg tinggi utk terus berjuang dlm medannya.

Sumber Kebahagiaan dan Ketenangan Jiwa

Stephen Covey, salah seorg guru pengurusan terkenal telah menyebut satu masalah yg biasa kita dgr d kalangan "Top Executives" dan ahli perniagaan yg tlh berjaya:

" Everyone tells me I'm highly successtul,I've worked and scraped and sacrificed, and I've made it to top.But I'm Not happy.Way down inside I have this empty feeling.It's like the song that says, is that ll there is? Most of the time, I just don't enjoy life..."
(first things first)

Firman ALLAH:

" yaitu org2 yg beriman dan hati mereka menjadi tenteram dgn mengingat ALLAH. Ingatlah, hanya dgn mengingati ALLAH-lah hati menjadi tenteram" (13:28)

Itulah kuncinya dan jawapan bg masalah di atas.Kerana dgn Tauhid kpd ALLAH hati seseorg dpt d penuhi dgn keamanan dan ketenangan.Ia telah menutup segala pintu ketakutan iaitu takut tentang rezki, takut kpd ajal, takut kpd diri,takut kpd keluarga dan anak2,takut kpd manusia dll.

Firman ALLAH:

" Dan sggh akan Kami berikan cubaan kpdmu,dgn sedikit ketakutan,kelaparan,kekurangan harta,jiwa dan buah2an. Dan berikanlah berita gembira kpd org2 yg sabar" (2:155)

Adapun org mukmin yg mentauhidkan ALLAH S.WT ianya tidak takut kpd sesuatu kecuali hanya kpd ALLAH S.W.T.Oleh sbb itu ia sentiasa dlm keadaan bahagia dan ketenangan....

Rujukan;

i) Al-Quran
ii) Buku:
a) Pengurusan Badan Korporat dan Nilai Islam: Syed Omar Syed Agil
b) Bgmn Menyentuh Hati: Abbas As-siisiy.


Langkah Pertama.



Perbaikilah Solah.


# Solah ibarat kepala kepada tubuh.

Cara yang terbaik untuk membersihkan hati

manusia ialah dengan solah yang khusyuk.

Ia dapat membuang segala dosa dan noda

dan membersihkan segala kekotoran hati.


# Solah dapat mengurniakan cahaya iman

dan melegakan dada dengan taqwa.

Oleh itu…


# bersungguh-2lah meningkatkan mutu solah kita.

Solahlah dengan>> khusyuk>> tenang>> penuh perhatian

barulah kita dapat merasai kemanisannya.

Barulah kita dapat merasa nikmatnya

ketaatan dan mengenali keagungan Allah swt.

Jadikanlah…..


# bersolah dengan baik itu sebagai IMEJ kita.

Itulah langkah praktikal yang pertama

untuk memperbaharui diri dan membersihkan diri.

Pesanan untuk sahabat :>>

Bersihkan hati dan jiwa.>> Jauhi maksiat>>

Bykkan bergantung / tawakkal kepada Allah.>>


Amalkan 6 amalan penguat hati dibawah ini

:# Qiamullail

# Baca dan hayati Al-Quran

# Zikir Al-Mathurat

# Solah Sunat Dhuha

# Bacaan Al-Mulk sebelum tidur

# Solat Sunat Taubat

p/s : Peringatan utk diri ini yg sering lalai dan alpa

Hatiku Milik-MU


Ya Allah...
Cinta-Mu Terlalu Agung watku...
Terkadang Aku Melupai-MU...
Namun Diri-Mu Tidak Pernah Meninggalkan Daku...
Oh...ALLAH tulusNYA Cinta-MU...
Terkadang Aku Asyik Dengan Dunia Ciptaanku...
Namun Tidak Sedikit Pun Kau Menarik Nikmat Dariku...
Bahkan Kau Tambahkan Dengan Pemberi Sahabat-sahabat
Yang Mengingatiku Kepada-Mu...

Letak Allah Di Hadapan...
Tingkatan Cinta yg paling Agung
Dan Cita-cita Di Sebelah Kanan serta
Harapan Ayahbonda Di Sebelah Kiri...

Alangkah Indahnya Bercinta
Dikala Cita-cita Telah Tercapai...
Yakin Dengan Janji Allah
'Lelaki Baik Pasti Untuk Perempuan Yang Baik
Dan Perempuan Yang Baik Untuk Lelaki Yang Baik'

Kerinduaan Pada Allah
Melahirkan Jiwa Yang Rela Berkorban..
Kecintaan Kepada Allah
Melahirkan Jiwa Yang Penuh Kesungguhan..

Ketaatan Kepada Allah
Melahirkan Jiwa Yang Penuh Ketenangan...
Insya-Allah..

Biar Hati Menolak Cinta Insani..
Biar Badan Lesu Ditohmah Kata Keji..
Jangan Kau Menangis Wahai Mata Hati..
Menangislah Andai Cintamu Ditolak Ilahi..
Hidupkan Hatimu Dengan Redha Ilahi...
Bagi Mendamba Cinta Illahi.....